“Berkat teknologi cloud dan machine learning AWS, kami dimampukan untuk merambah operasional baru dan meningkatkan skalanya dengan kecepatan tinggi,” ungkap Ernest Christian Layman selaku Co-Founder & CEO Rekosistem saat diskusi daring, Senin (25/4).
“Karena Rekosistem terdaftar di program AWS Activate, kami juga tidak terlalu memusingkan biaya dan dapat berinvestasi pada talenta-talenta dan SDM mumpuni bagi kelangsungan perusahaan,” tambahnya.
Di sisi lain, Nathan Roestandy selaku Co-Founder & CEO Nafas berpendapat bahwa dengan menggunakan pihaknya dapat lebih cepat menyelesaikan perangkat keras Nafas.
“Tanpa AWS, kami mungkin saja membutuhkan 8-12 bulan tambahan untuk menyelesaikan perangkat keras Nafas, yang proses manufakturnya terdisrupsi akibat pandemi. Solusi AWS IoT juga memampukan kami untuk mengumpulkan dan menganalisis lebih dari 5,5 juta datapoints, termasuk jenis gas, partikel di udara, dan lainnya dalam jarak lebih dari 220 kilometer,” kata Nathan.
AWS Activate merupakan inisiatif AWS khusus perusahaan startup. Sejak 2013, ratusan ribu startup di seluruh dunia telah menerima berbagai manfaat dari program AWS Activate, termasuk credits AWS, dukungan teknis, dan pelatihan.
Baca juga: Hadirnya AWS Region Jakarta perluas adopsi cloud oleh industri digital
Baca juga: AWS luncurkan region di Indonesia
Baca juga: AWS kerja sama dengan ICS Compute untuk akselerasi mitra
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Sumber Antara