Beroperasi di Tengah Pandemi, MRT Jakarta Siapkan Antisipasi Ini Jika Penumpang Membludak

  • Whatsapp

MRT Jakarta kembali beroperasi di masa peralihan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Transisi I. Operasional Ratangga sudah mendekati normal hanya saja layanan tutup lebih awal yakni pukul 21.00. Interval kedatangan kereta adalah 5 menit sekali pada jam sibuk, 10 menit sekali di luar jam sibuk dan di hari libur 20 menit sekali.

Bacaan Lainnya

Dengan situasi pandemi yang masih berlangsung, tentunya ada berbagai protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Salah satunya adalah physical distancing atau jaga jarak antar satu orang dengan lainnya.

Dengan banyaknya peminat MRT Jakarta, adanya calon penumpang yang membludak bisa saja terjadi. Lalu, bagaimana antisipasi MRT Jakarta jika terjadi lonjakan penumpang agar physical distancing tetap terjaga?

William Sabandar, Direktur Utama MRT Jakarta menyampaikan bahwa PT MRT Jakarta sudah mempersiapkan scenario mitigasi jika penumpang membludak.

“Dua minggu ini kita sudah melakukan simulasi, jadi kalau Anda datang ke Stasiun MRT, Anda akan melihat antrian,” ungkapnya dalam Forum Jurnalis yang digelar online pada 11 Juni 2020.

Dalam satu kali jalan, rangkaian kereta Ratangga hanya boleh mengangkut penumpang sebanyak 390 orang atau 62-67 orang setiap gerbongnya. Pihak MRT Jakarta memastikan bahwa kuota tersebut tidak dilanggar.

Caranya adalah dengan menentukan kuota penumpang yang naik di setiap stasiun. Ia mencontohkan sekali perjalanan kereta dari Lebak Bulus ke Bundaran HI. Ketika berangkat dari Lebak Bulus, maksimal penumpang yang masuk dibatasi. Demikian pula di stasiun berikutnya.

“Misalnya maksimal kuota penumpang di Lebak Bulus adalah 147 orang, maka hanya antrian sampai nomor 147 boleh antri di peron,” ungkap William.

Sisanya harus mengantri di area concorde di bawah tangga. Mereka mengantri dengan berdiri dan menjaga jarak. Bahkan jika area tersebut penuh, antrian akan diteruskan hingga area nonpaid atau sebelum gate pembayaran.

Antrian akan bergerak ketika semua calon penumpang yang berada di platform sudah naik ke kereta dan pintu kereta sudah menutup.

 

“Dengan Sistem antrian tersebut, hingga 70 ribu penumpang per hari pun, MRT Jakarta masih bisa mengelola antrian dengan baik,” terang William.

MRT Jakarta ingin menjadi moda transportasi yang menjadi andalan masyarakat karena keamanan dan kenyamanan di tengah kondisi pandemic Covid-19 ini. “Kami cukup optimis bahwa MRT Jakarta akan melakukan pengendalian penumpang dengan baik dalam fase-fase yang akan datang,” pungkas William.

Baca juga: PSBB Transisi I, MRT Jakarta Datang 5 Menit Sekali Saat Jam Sibuk

Sumber Upperline

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *