PT Len Industri (Persero) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjajal sistem driverless pada Skytrain atau APMS (Automatic People Mover System) Bandara Soekarno Hatta. Kegiatan tersebut merupakan akhir dari audit teknologi CBTC (Communication-Based Train Control) oleh BPPT, di Tangerang, 20 Juli 2020.
Sistem CBTC memungkinkan APMS Kalayang atau kereta bandara menjadi moda transportasi full driverless atau tanpa masinis. Teknologi ini akan menjadi yang pertama diterapkan di Indonesia.
Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material BPPT, Eniya Listiani Dewi pun melakukan peninjauan menyeluruh terkait sistem kelayang ini, termasuk mengunjungi ruang OCC (Operation Control Center).
Di ruangan tersebut, ia memamtau uji ketahanan (endurance test) operasi driverless APMS Kalayang yang sedang menjalankan empat train set kalayang secara otomatis dari terminal T1 ke terminal T3 dan sebaliknya secara looping terus menerus. Selain itu, ia juga mengecek peralatan trackside CBTC di ER (Equipment Room).
“Tim BPPT membantu audit dari sistem perkeretaapian di kalayang ini. Kita sudah melihat performa, sistem, dan seluruh aspek. Selama 14 bulan, kita cek dan kali ini kita sudah memastikan semua bergerak dengan baik,” ungkap Eniya.
Ia menyampaikan bahwa beberapa waktu sebelumnya, ia mendapat laporan dari tim yang menguji, ada beberapa prosedur yang perlu diperbaiki. Namun, saat ini sudah ditangani dengan baik.
“Dan kali ini sudah clear semua, sehingga kita bisa mengeluarkan rekomendasi teknis dari BPPT,” tambah Eniya saat melihat peralatan onboard CBTC di kereta dan mencoba salah satu train set kalayang yang berjalan secara driverless.
Sementara itu, Direktur Operasi I PT Len Industri, Linus Andor M. Sijabat menyatakan bahwa setelah audit ini mendapatkan rekomendasi dari BPPT, maka langkah selanjutnya adalah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.
“APMS Kalayang Bandara Soekarno Hatta akan menjadi moda kereta full driverless pertama di Indonesia yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara,” ujar Linus.
Kereta Kelayang Bandara Soekarno Hatta sudah beroperasi sejak tahun 2017. Hanya saja, sejak beroperasi hingga sekarang kereta tersebut masih belum driverless.
APMS Kalayang digunakan oleh rata-rata 20.000-25.000 penumpang per hari di empat (4) terminal Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kini, pengoperasian dan pemeliharaan APMS Kalayang dilakukan oleh PT Len Industri.
PT Angkasa Pura II telah mempercayakan PT Len Industri untuk membangun seluruh fasilitas operasinya. Misalnya saja sistem persinyalan CBTC (ATP, ATO, CBI, dan ATS), Sistem OCC (ruang kendali), sistem telekomunikasi, dan sistem kelistrikan (Power Substation, Power Rail 750 VDC), memasok sarana keretanya, dan menangani integrasi sistem prasarana jalan kereta, sarana kereta, dan fasilitas operasi.
Eniya berharap agar sistem ATO (Automatic Train Operation) dan ATP (Automatic Train Protection) Len bisa diterapkan di semua lintasan perkeretaapian. Ia juga berharap Indonesia bisa lebih maju karena semua sudah bisa di-handle oleh tenaga lokal di Indonesia.
Baca juga: Makin Mudah, Naik Kereta Api Dari dan Menuju Jakarta Kini Tak Lagi Perlu SIKM
Sumber Upperline