Fajrin Rasyid resmi bergabung dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada Jum’at lalu, 19 Juni 2020. Rapat Umum Pemegang Saham memutuskan mantan bos Bukalapak tersebut untuk menjadi Direktur Digital Business.
Bergabung dalam Dewan Direksi PT Telkom, Ia memiliki pekerjaan rumah untuk mendorong terjadinya transformasi digital di tubuh Telkom. Dengan berbagai kekuatan yang saat ini sudah dimiliki Telkom, tantangan tetap ada.
Salah satu tantangan tersebut adalah bagaimana menghadapi competitor yang kian hari kian brtambah. Lalu bagaimana Fajrin menanggapi competitor seperti Google Cloud, Alibaba dan perusahaan-perusahaan digital lainnya?
Baginya, pesaing tak sepenuhnya adalah musuh. “Saya suka sekali istilah yang namanya Coopetition. Jadi cooperation plus competition,” terangnya saat mengisi acara Acara Indonesia Muda Club, Jumat, 26 Juni 2020.
Ketika melihat sebuah perusahaan pesaing, yang perlu dilakukan adalah melihat kemampuan yang dimiliki internal. Terlebih Telkom adalah perusahaan yang sudah sangat berpengalaman dan memiliki kekuatan yang tidak dimiliki pesaing.
“Telkom memiliki layanan yang bisa dibilang end to end, dari mulai konektivitas, platform hingga beragam service,” ungkapnya.
Telkom bisa saja mengembangkan produk sendiri, tapi tak menutup kemungkinan Telkom bekerja sama dengan partner lain agar lebih efisien dan menguntungkan. Kerja sama tersebut bisa dengan investasi atau dengan akuisisi.
“Kelebihan-kelebihan itulah yang akan kita berikan sebagai value added ketika datang kepada masyarakat,” terang Fajrin.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bisnis digital adalah sebuah ekosistem dengan beragam produk. Tidak ada salahnya jika sebuah perusahaan mengembangkan produk hingga menjadi beragam. Yang terpenting adalah memahami kekuatan yang sudah dimiliki dan mengembangkannya sebagai sebuah nilai tambah.
Baca juga: Luncurkan Platform Digital PaDi UMKM, Erick Thohir Minta BUMN Prioritaskan UMKM
Sumber Upperline