Jakarta, TechnoBusiness Insights ID ● Kabar baik datang dari Bank Dunia. Institusi finansial global yang berpusat di Washington DC, Amerika Serikat, itu memuji Indonesia melalui laporan terbarunya.
Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara pengadopsi teknologi tertinggi di dunia, mengalahkan negara lain, bahkan di tengah situasi pandemi COVID-19 sekalipun.
Baca Juga: Pasar Manajemen Diabetes Digital Global 2022 Bernilai US$14,3 Miliar
Tapi, kabar baik itu diikuti kabar buruk yang tak kalah mengkhawatirkan. Adopsi teknologi besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan swasta, pemerintah, dan perorangan juga diikuti oleh maraknya ancaman siber.
Kaspersky, pengembang perangkat lunak keamanan siber global asal Rusia, mengungkapkan selama empat bulan pertama 2022 hampir 12 juta (11.802.558) ancaman siber menargetkan pengguna di Indonesia.
Indonesia jadi target utama ancaman siber global.
Tak pelak ancaman sebanyak itu tercatat yang tertinggi jika dibandingkan dengan yang menyasar negara-negara lain di sekitarnya seperti Singapura hanya 1,54 juta; Thailand 4,61 juta; Filipina 9,23 juta; Malaysia 9,87 juta.
Ancaman siber Indonesia sebanyak itu diketahui 22% lebih tinggi dibanding 9,63 juta pada periode yang sama tahun lalu. Angka itu lantas menempatkan Indonesia di urutan ke-60 di dunia sebagai negara “berbahaya” ranah sibernya.
Baca Juga: Lenovo Tetap Jadi Pemimpin Pasar PC Global Tahun Ini
“Kami lihat lebih banyak orang merangkul NFT, aset kripto, dan Metaverse yang berkembang pesat di kalangan generasi muda. Tapi, ancaman siber selalu menunggu tren berikutnya,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky Asia Tenggara.●
Teks: TechnoBusiness Insights
Data: Kaspersky, April 2022
Foto: Kaspersky
Sumber Technobusiness