“Saya ajak anak- anak muda untuk bisa berpartisipasi mengembangkan peta jalan digital Indonesia terutama dalam mengikuti dan mengambil bagian dalam pengembangan talenta digital yang programnya disiapkan oleh kami Kementerian Komunikasi dan Informatika,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G.Plate dalam acara hibrida, Sabtu.
Baca juga: Semua pihak perlu kolaborasi bangun talenta digital
Ia menjelaskan dalam hal pengembangan talenta digital, Kementerian Kominfo menyediakan pelatihan dengan tiga tingkatan yang bisa diikuti sesuai dengan kapasitas masyarakat Indonesia.
Mulai dari pelatihan keterampilan digital dasar yang dikemas dalam Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN) dengan target puluhan juta peserta dari berbagai lapisan masyarakat.
Tujuannya tentu untuk mengembangkan keterampilan dasar di ruang digital agar masyarakat tidak gagap teknologi dan bisa cakap serta bijak saat memanfaatkan infrastruktur yang sudah disediakan oleh Pemerintah.
Selanjutnya pada tingkatan menengah ada program bernama Digital Talent Scholarship (DTS) yang menyasar para generasi muda khususnya mahasiswa atau talenta- talenta digital yang telah memiliki kemampuan dasar untuk bisa mengembangkan bakatnya dengan belajar dari para praktisi di dunia teknologi.
Baca juga: Lazada persempit kesenjangan gender digital melalui program beasiswa
Program ini menekankan kolaborasi dengan dunia usaha, perusahaan- perusahaan teknologi terkemuka baik global maupun dari dalam negeri digandeng dalam DTS sebut saja seperti Google, Huawei, Gojek, GoTo, hingga Amazon dilibatkan dalam program tingkat menengah ini.
Pada tingkat yang lebih lanjut, Kementerian Kominfo juga menyediakan Digital Talent Academy (DTA) sebuah pelatihan keterampilan digital bagi para pemimpin- pemimpin muda dari berbagai badan instansi pemerintah hingga pemimpin C level di perusahaan- perusahaan swasta.
Para peserta DTA akan mendapatkan materi yang komprehensif terkhusus terkait mengambil kebijakan untuk perusahaan ataupun regulasi dengan memanfaatkan ekosistem digital dan juga teknologi termutakhir yang disediakan oleh universitas- universitas kenamaan global.
“Anak muda saat ini dibutuhkan untuk keahliannya dalam hal memanfaatkan teknologi digital, namun hal status keahliannya tersebut harus dijaga dengan cara peningkatan hardskill set untuk terus bisa memahami teknologi terkini mencapai transformasi digital serta terus mengasah soft skill set seperti critical thinking, kreativitas, kolaborasi, serta komunikasi,” ujarnya.
Dengan bangga Johnny menyebutkan program pelatihan dan pengembangan talenta digital di Indonesia diyakini bisa mencapai visi percepatan transformasi digital untuk membawa Indonesia sebagai negara yang cakap dalam menjawab tantangan digitalisasi global.
Ia pun meyakini program ini bisa dicontoh oleh negara- negara lainnya yang masih mencari solusi untuk memaksimalkan momentum digitalisasi global.
“Saya percaya diri bahwa program ini bisa menjadi percontohan untuk negara lain. Secara nasional program ini juga diharapkan berhasil untuk bisa mengembangkan talenta digital bukan cuma untuk jadi keuntungan tapi juga untuk bisa mengembangkan visi transformasi digital,” kata Johnny.
Baca juga: Hadirkan teknologi terintegrasi, ESB dorong kemajuan digital UMKM
Baca juga: Kominfo kerja sama dengan UMN dan Oracle Indonesia
Baca juga: Pekerjaan di dunia teknologi dengan prospek menjanjikan di masa depan
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Sumber Antara