“Program Gerakan Menuju Smart City hadir untuk memberikan pendampingan dan asistensi, sehingga para kepala daerah bisa mendapatkan input formulasi kebijakan dalam bentuk rencana induk (master plan) Kota Cerdas yang tepat dan yang akurat,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, dalam siaran pers, dikutip Jumat.
Dia mengatakan pendampingan dan asistensi tidak cukup jika kemauan dan kebijakan pemimpin daerah belum optimal. Keberhasilan penerapan kota cerdas ditentukan oleh kebijakan dan partisipasi aktif dari para kepala daerah.
“Tentunya, semua solusi teknologi tersebut dapat diimplementasikan dan berhasil karena terdapat kebijakan strategis dari masing-masing kepala daerah,” kata Johnny.
Berbagai kota di dunia saat ini menerapkan kerangka pengembangan kota cerdas untuk mengatasi permasalahan urban yang mereka hadapi. Ada banyak solusi teknologi terapan yang bisa dikembangkan dalam kerangka kota cerdas.
Menteri Johnny mencontohkan penggunaan sensor internet of things (IoT) untuk pengawasan dan manajemen kualitas air bersih dan pendekatan teknologi hijau berbasis digital, yang kini semakin banyak diadopsi berbagai negara.
Contoh smart city, dikatakan Johnny, adalah kota Jinan di China. Mereka menggunakan Jinan Traffic Train sebagai manajemen transportasi cerdas yang memiliki kemampuan belajar mandiri (self-learning).
Teknologi yang digunakan Jinan Traffic Train secara aktual bisa mempengaruhi rambu lalu lintas, menganalisis secara rinci perilaku pengendara dan menilai kepadatan lalu lintas. Data-data tersebut bisa ditindaklanjuti untuk menghasilkan kebijakan lalu lintas yang akurat dan tepat.
Kementerian Kominfo mendorong penerapan kerangka kota cerdas yang komprehensif melalui enam pilar utama, yaitu pemerintahan cerdas (smart governance), infrastruktur cerdas, ekonomi cerdas, kehidupan cerdas, warga cerdas dan lingkungan cerdas.
Upaya yang dilakukan Kementerian Kominfo antara lain berkaitan dengan infrastruktur cerdas di hulu dan hilir. Pada tingkat hulu, pemerintah menggelar kabel serat optik di darat dan laut, membangun fiberlink dan microwave link, menempatkan satelit highthroughput di angkasa dan membangun menara base transceiver station.
Infrastruktur yang berada di hilir antara lain berupa komputasi awan, internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan.
Baca juga: Peran wanita di industri digital bantu pengarusutamaan gender
Baca juga: Perempuan dominasi pelatihan wirausaha digital Kominfo
Baca juga: Kominfo dorong kolaborasi Gerakan Menuju Smart City 2022
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Sumber Antara