Korporasi Amerika Perpanjang Masa WFH

  • Whatsapp

CEO Twitter Jack Dorsey kemarin mengumumkan bahwa karyawan Twitter diperbolehkan untuk bekerja di rumah (Work From Home) selama yang mereka mau, bahkan setelah perusahaan membuka kembali kantornya ketika kondisi sudah memungkinkan di tengah pandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya

Langkah yang diambil Twitter lebih drastis dibanding Google dan Facebook yang sebelumnya telah mengumumkan akan memperpanjang masa Work From Home (WFH) hingga akhir tahun 2020. Perusahaan teknologi lain, Amazon mengumumkan perpanjangan WFH hingga 2 Oktober, dan Microsoft memberikan pilihan WFH hingga bulan Oktober 2020. 

Perusahaan-perusahaan teknologi memang berada di garda terdepan dalam penerapan WFH, tak hanya di Amerika tetapi juga di tanah air. Setelah berlangsung hampir dua bulan, sepertinya para perusahaan ini tak lantas tergesa-gesa untuk masuk kantor kembali, dan malah memutuskan untuk memperpanjang masa WFH. 

Dalam emailnya kepada seluruh karyawan, Jack Dorsey mengumumkan kebijakan WFH yang open-ended, alias berlangsung selamanya. Hanya sebagian karyawan yang karena sifat pekerjaannya harus datang ke kantor yang dikecualikan dalam kebijakan tersebut. 

“Tetapi bila karyawan dalam peran dan situasi yang memungkinkan untuk bekerja dari rumah dan mereka ingin melanjutkan hal itu selamanya, kami perbolehkan,” tulis Twitter dalam pernyataannya. 

Selama masa WFH Dorsey mengamati tidak ada perubahan signifikan pada produktivitas sehingga pihaknya memutuskan untuk memberikan lebih banyak pilihan kepada karyawan (untuk tidak harus bekerja di kantor).

Dengan beberapa pengecualian, kantor Twitter tidak akan dibuka sebelum bulan September, demikian dikatakan dalam pernyataan tersebut. “Membuka kantor akan menjadi keputusan kami, tetapi kapan dan apakah karyawan ingin masuk kantor, itu adalah keputusan mereka.”

Selain itu Twitter telah melarang perjalanan bisnis sebelum September 2020 dan membatalkan berbagai acara perusahaan sepanjang 2020. 

Langkah Penghematan

Dalam laporan kwartal pertama Twitter menyebutkan bahwa perusahaan media sosial itu akan menghentikan rekrutmen. Hal ini merupakan perubahan atas rencana awal dimana mereka akan menambah headcount sebanyak 20 persen pada tahun ini. 

Tidak hanya Twitter, Google juga melakukan beberapa langkah penghematan setelah pandemi Covid-19 memukul keras perekonomian sejak pertengahan Maret 2020. Raksasa teknologi itu dikabarkan telah memangkas biaya marketing dan juga melakukan penghentian rekrutmen. 

Dalam buku Millennials Kill Everything (2019) Yuswohady menulis, ke depan milenial akan “membunuh” jam kerja “9-to-5”. Rupanya kini Covid-19 telah membunuhnya lebih cepat. Saat ini banyak perusahaan menerapkan WFH, dan menurut Yuswohady, ini adalah kesempatan perusahaan untuk “eksperimen” untuk menjalankan pola kerja flexible working hour (FWH).

“Awalnya memang denial (apalagi harus menggunakan platform digital remote working seperti Zoom atau Webex), namun setelah berjalan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, maka mereka mulai terbiasa, menikmatinya, dan ketagihan. Mereka makin produktif karena lebih banyak waktu berkumpul dengan keluarga,” demikian dikutip dari e-book 30 Consumer Behavior Shifting after Covid-19 yang ditulis oleh Yuswohady dan kawan-kawan. 

Yuswohady memprediksikan bahwa di tengah risiko bisnis yang kian tinggi pasca wabah, operasi perusahaan akan semakin “asset-light” dengan memangkas sebanyak mungkin biaya overhead. Di sinilah WFH dan FWH menemukan jalan untuk menjadi kenormalan baru. Yuswohady menambahkan bahwa, orientasi perusahaan tidak lagi melihat pada proses namun pada hasil sehingga memungkinkan karyawan memilki jam kerja yang fleksibel.

Tampaknya jalan ini telah dimulai oleh para perusahaan teknologi di atas. Nah bagaimana dengan korporasi Anda?

Baca juga: Perlukah Memata-matai Karyawan Selama WFH dan 7 Tips Agar WFH Produktif

Sumber Upperline

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *