Bendungan Tukul yang berlokasi di Desa Karanggede, Arjosari, Pacitan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 14 Februari lalu. Bendungan karya PT Brantas Abipraya ini akhirnya siap digunakan untuk irigasi, sumber air baku dan pengendalian banjir.
Peresmian yang ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Joko Widodo. Kala itu ia didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa.
Brantas Abipraya pun memberikan penjelasan lebih jauh terkait bendungan tersebut. “Bendungan ini dibangun dengan tipe urugan zonal dengan inti kedap air, diharapkan dapat mengairi irigasi seluas 600 hektar,” ucap Bambang E. Marsono selaku Direktur Utama Brantas Abipraya dalam keterangan tertulis perusahaan.
Bambang menambahkan, panjang bendungan yang mulai dibangun tahun 2013 ini adalah 233 meter. Sementara lebar puncak bendungan 10 meter dan tinggi bendungan 70,3 meter.
Kapasitas Bendungan Tukul mencapai 8,7 juta meter kubik sehingga bermanfaat sebagai penyedia air baku sebesar 300 liter per detik. Selain itu juga dapat mereduksi banjir sebesar 42,21 M kubik/detik serta berpotensi untuk menghasilkan listrik sebesar 2×132 kilowatt, juga konservasi sumber daya air dan pariwisata.
Pada September 2020 lalu, bendungan ini telah resmi memulai pengisian awal. Pengisian air bendungan tukul ditandai dengan penutupan pintu terowongan pengelak oleh Bupati Pacitan, Indartato.
“Ini merupakan wujud komitmen Brantas Abipraya sebagai BUMN yang selalu ada untuk Indonesia,” tutup Bambang.
Baca juga: Cegah Covid-19, Brantas Abipraya Terus Salurkan Bantuan
Sumber Upperline