Jakarta, TechnoBusiness ID ● Zing Ventures, operator restoran digital (digital foodhall) yang berpusat di Singapura dan sebagian besar operasinya di Malaysia, baru saja memperoleh pendanaan Seri A senilai US$10 juta dengan investor utama Tisana Ventures.
Dalam pengumuman perusahaan, Zing akan menggunakan hasil pendanaan baru itu untuk ekspansi pasar ke kawasan regional secara lebih agresif. Strategi itu akan dimulai dengan menumbuhkan pasar di Malaysia dan Singapura, lalu masuk ke Indonesia pada 2023,
Baca Juga: Marvel Exhibition Terbesar Se-Asia Tenggara Digelar di Jakarta!
Zing bertekad menawarkan model bisnis yang mereka sebut sebagai pengubah permainan (game changer) bagi industri makanan dan minuman di tiga negara tersebut. Tapi, sebetulnya tak terlalu berbeda dari bisnis cloud kitchen pada umumnya.
Model bisnis Zing dinilai berhasil memaksimalkan penggarapan pasar para mitra. Melalui ekosistem mutakhir dan solusi turnkey khusus, kata co-founder dan CFO Ehon Chew, Zing membantu banyak merek makanan dan minuman dalam ekspansi pasar.
Di Malaysia, Zing telah memiliki 10 restoran digital. Jumlahnya akan bertambah seiring rencana perusahaan membuka 16 restoran digital lainnya yang terbagi ke dalam tiga merek utama, antara lain My Virtual Foodhall, TasteHere, dan United States of Food.
Ehon menjelaskan bahwa setiap restoran digital Zing mampu menampung hingga 40 merek restoran virtual milik mitra. Hingga saat ini, setidaknya sekitar 40 merek telah bermitra dengan Zing, di antaranya Nathan’s Famous, Cold Stone Creamery, Majapahit, Chagee, dan Tail & Fin.
Di Malaysia, Zing telah memiliki 10 restoran digital dan akan menambah 16 restoran digital lainnya dengan tiga merek yang berbeda.
Teknologi restoran digital Zing juga bisa menjadi langkah dalam memaksimalkan pengelolaan data pelanggan yang amat penting, yang tidak dimiliki oleh restoran tradisional selama ini. Sebab, semua aktivitas dan transaksi pelanggan terekam dengan baik.
“Industri makanan dan minuman selalu kaya data dan miskin informasi. Padahal, wawasan tersebut adalah kunci untuk menghadirkan pengalaman pelanggan yang positif dan meningkatkan standar kepuasan mereka,” kata Dr. Koh Wee Lit, co-founder dan CTO Zing.
Berkat keunikan dari model bisnis Zing itulah Tisana Ventures, perusahaan teknopreneur serta minyak dan gas milik konglomerat Zainal Abidin yang berbasis di Malaysia, bersedia memimpin pendanaan strategis dalam putaran Seri A tersebut.
Baca Juga: ChatFoto, Layanan Cetak Foto via WhatsApp Pertama di Indonesia
Dalam pendanaan itu, Zing menunjuk Crowe Growth Consulting, anak perusahaan Crowe Growth, dipilih menjadi manajer kesepakatan. Putaran pendanaan Seri tersebut dibuka setelah perusahaan menyelesaikan putaran pra-Seri A pada pertengahan tahun lalu.
Untuk diketahui, putaran pendanaan pra-Seri A itu diikuti oleh perusahaan ekuitas swasta The Longfort Group dan beberapa investor lainnya. Dana itu kemudian membentuk katalis pertumbuhan pesat restoran digital Zing di Malaysia di tengah pandemi COVID-19 yang memuncak.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto: Zing
Sumber Technobusiness