Sepanjang 2019, PT Jasa Marga (Persero) sukses mengoperasikan ruas-ruas jalan tol baru yang menyumbang total aset dari sisi Hak Pengusahaan JalanTol mencapai Rp99,68 triliun atau meningkat sebesar 20,94% dari tahun2018. Dengan begitu, Jasa Marga mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,21 triliun, tetap stabil di tengah ekspansi bisnis jalan tol.
M. Agus Setiawan, Corporate Secretary PT Jasa Marga dalam keterangan resmi, baru-baru ini menegaskan, pencapaian ini juga didukung oleh keberhasilan dalam menjaga pertumbuhan EBITDA yang pada tahun 2019 mencapai nilai Rp6,88 triliun atau tumbuh sebesar 14,26% dari tahun 2018, sedangkan untuk Margin EBITDA sebesar 62,65%.
Dari sisi pendapatan usaha di luar konstruksi tercatat sebesar Rp10,98 triliun, tumbuh 12,26% dari tahun 2018, dengan kontribusi dari pendapatan tol senilai Rp10,13 triliun, naik 12,11% dari tahun 2018 dan pendapatan usaha lain Rp853,47 miliar, naik 14,08% dari tahun 2018.
Pengoperasian ruas jalan tol baru yang telah beroperasi mulai tahun 2016 hingga 2019 telah berkontribusi pada peningkatan pendapatan tol.
Tercatat, total 6 (enam) jalan tol baru sepanjang 161,58 Km berhasil dioperasikan di tahun 2019, sehingga hingga akhir tahun 2019 Jasa berhasil mengoperasikan total 1.162 Km jalan tol.
Dengan beroperasinya jalan tol baru itu, Jasa Marga juga turut menyumbang pencapaian bisnis jalan tol dengan mengoperasikan jalan tol pertama di Ibu Kota Negara (IKN) Baru yang sekaligus jalan tol pertama di Pulau Kalimantan, Jalan Tol Balikpapan- Samarinda.
Dengan adanya jalan tol ini, akan memangkas perjalanan yang sebelumnya tiga jam menjadi satu jam sehingga akan memperlancar konektivitas dua kota kegiatan ekonomi bisnis Balikpapan dan Samarinda yang saling melengkapi, pengembangan kawasan industri, serta mempercepat akses masuk ke kawasan inti wilayah IKN.
Dari sisi pengembangan teknologi operasi, Jasa Marga melakukan perubahan sistem transaksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan melakukan relokasi Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama ke arah Timur, yaitu GT Cikampek Utama (arah Palikanci) dan GT Kalihurip Utama (arahCipularang).
Keseharian pelayanan operasional juga terus ditingkatkan dengan menerapkan teknologi dalam bidang pelayanan serta pengendalian lalu lintas. Salah satunya dalam rangka pengendalian atas dimensi dan beban tonase muatan yang kerap dilakukan oleh angkutan truk, Jasa Marga telah membangun sistem deteksi yang dilengkapi Weigh In Motion (WIM) yang terdapat di JalanTol Semarang ABC, Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Surabaya-Gempol dan Jalan Tol Ngawi-Kertosono.
Tidak hanya itu, Jasa Marga juga telah memiliki sejumlah Smart CCTV dibeberapa ruas Jalan Tol Jasa Marga Group yang berfungsi untuk memantau kecepatan kendaraan dan menghitung jumlah lalulintas.
Untuk menambah kapasitas transaksi dan mengurang antrean di gerbang tol serta menyiasati keterbatasan lahan, Jasa Marga juga membangun Oblique Approach Booth (OAB) yang dapat direlokasi dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam telah diimplementasikan di beberapa ruas Jalan Tol Jasa Marga Group, di antaranya di GT Cengkareng Jalan Tol Prof.Dr.Ir.Soedijatmo, GT Banyumanik Jalan Tol Semarang-Solo, GT KaliKangkung Jalan Tol Semarang-Batang, GT Kejapanan Utama Jalan Tol Surabaya-Gempol, GT Cikunir 2 Jalan Tol JORR Seksi E1.
Tak hanya itu, Jasa Marga juga telah mempersiapkan implementasi teknologi Nir Henti untuk pembayaran di jalan tol sebagaimana telah ditargetkan oleh Pemerintah. Jasa Marga terus melakukan uji coba terbatas pembayaran tol Single Lane Free Flow (SLFF) with barrier dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) berbasis server yang dikenal dengan nama FLO, baik di Pulau Jawa maupun di Pulau Bali.
Di tahun 2019, Jasa Marga menggandeng LinkAja sebagai sumber pendanaan konsumen untuk pembelian Voucher Elektronik (VE) yang dapat digunakan untuk pembayaran tarif tol melalui aplikasi FLO.
Baca juga: Jasa Marga Dukung Pemberlakuan Pengendalian Transportasi di Jalan Tol
Sumber Upperline