Beberapa perusahaan yang tergabung dalam BUMN klaster pangan menjalin kerjasama pengembangan pertanian di lahan HGU PT Sang Hyang Seri (SHS) Sukamandi seluas 1.000 hektar. Kerja sama ini dilakukan demi meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.
Menandai dimulainya kerja sama tersebut, direksi beberapa BUMN Pangan seperti PT SHS, PT Rajawali Nusantara Indonesia, dan PT Pertani hadir melakukan penanaman perdana. Selain itu, acara juga dihadiri Direksi PT Pupuk Kujang dan Tim Ahli.
Direktur Utama SHS Karyawan Gunarso, menegaskan bahwa kegiatan ini diinisiasi untuk mendorong produksi beras nasional. Tentunya, kesejahteraan petani binaan juga akan meningkat dengan adanya program Corporate Farming yang terintegrasi dari hulu (produksi) hingga hilir (pemasaran).
Karyawan menambahkan bahwa dalam Program Corporate farming ini, setiap BUMN memiliki perannya masing-masing. SHS sendiri berperan sebagai penyedia lahan, benih, serta inisiator kerjasama dengan petani.
“Di sisi produksi, SHS bekerjasama dengan PKC yang berperan dalam analisa tanah, penyediaan pupuk, obat pertanian, serta prasarana pertanian lainnya,” ujarnya.
Sementara untuk aspek manufaktur, Pertani berperan menyediakan pengolahan dari mulai drying, cleaning, hingga packaging. Nantinya, Pertani pula yang akan berperan sebagai off taker yang menjamin penyerapan gabah yang dihasilkan petani.
Selanjutnya, tugas distribusi dan pemasaran diserahkan kepada RNI, yang juga merupakan ketua BUMN Klaster Pangan.
“Dalam kerjasama ini masing-masing BUMN anggota Klaster Pangan berperan sesuai dengan bidang dan keunggulan bisnis yang dimilikinya,” ungkap Direktur Manajemen Aset RNI Endang Suraningsih.
Dengan pendampingan dari BUMN klaster pangan, diharapkan tingkat produktivitas di lahan tersebut akan meningkat 70%. Dari yang awalnya 5 ton per hektar menjadi 8,5 ton per hektar. Dengan begitu, dari lahan seluar 1.000 hektar ditargetkan dapat diperoleh 8.500 ton gabah kering panen (GKP).
pengembangan lahan pertanian 1.000 ha di Sukamandi ini merupakan awal dari rencana sinergi pengembangan kawasan pertanian yang lebih luas lagi. Salah satunya pengembangan Food Estate seluas 30 ribu ha secara bertahap di Kalimantan Tengah.
Rencana tersebut tengah dijajaki oleh RNI, Kementerian Desa, Pengembangan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi serta pihak-pihak lain yang terlibat. Food Estate pun akan dikembangkan dengan Model Bisnis yang berbasis pada Pemberdayaan petani.
Baca juga: Direktur SDM, Umum dan IT Perhutani Beri Pembekalan pada SMN Asal Papua Barat
Sumber Upperline