Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan penjajakan kerja sama ke Jepang pada Sabtu, 8 November 2020. Didampingi Wakil Menteri BUMN II, rombongan delegasi berbicara tentang kemungkinan kerja sama di berbagai bidang seperti kesehatan, industri manufaktur dan perumahan.
Bidang kesehatan menjadi salah satu fokus dalam kerja sama tersebut. Hal itu mempertimbangkan bahwa dalam hal kesehatan, teknologi Jepang sudah sangat maju.
“Jepang sudah dikenal sebagai negara yang maju di bidang kesehatan. Sebagai contoh, saya terkesan dengan test Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang di airport,” ungkap Erick Thohir.
Ia menambahkan bahwa tes tersebut cukup dengan saliva dan tidak melalui nasal. Hasil test ini dapat diketahui dalam waktu kurang dari satu jam dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi.
“Saya ingin teknologi ini dipergunakan di airport-airport di bawah manajemen AP1 dan AP2. Bayangkan dampaknya untuk percepatan pemulihan ekonomi kita,” lanjut Erick Thohir.
Menteri BUMN juga melihat teknologi PCR test yang dibuat oleh Kawasaki Heavy Industries untuk testing cepat dan pelacakan bagi pasien COVID-19 dengan menggunakan teknologi robotik.
Selain PCR, Erick juga bertemu dengan Mitsui Healthcare, perusahaan kesehatan ternama di Jepang yang telah investasi di rumah sakit di Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Erick melihat bahwa Bali, khususnya Sanur potensial dijadikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan. “Hal ini membuka peluang investasi di bidang kesehatan, khususnya untuk pembangunan fasilitas kesehatan kelas dunia di Bali,” terangnya.
Sementara itu, di sektor energi terbarukan, diproyeksikan Indonesia akan menjadi pusat industri baterai lithium untuk electric vehicle (EV). Pasalnya, Indonesia kaya akan cadangan nikel sebagai bahan baku baterai tersebut. Kekayaan ini menjadi daya tarik perusahaan otomotif internasional di Jepang untuk kerjasama strategis.
“Sejak kita mengambil kebijakan hilirisasi industri minerba, salah satunya fokus untuk mengembangkan industri EV battery, banyak perusahaan internasional yang ingin menjajaki kerjasama dengan Indonesia. Korea dengan LGChem, Cina dengan CATL, dan sekarang Jepang dengan Toyota dan Panasonic adalah perusahaan yang berkeinginan untuk investasi di EV battery,” tambahnya.
Di bidang pembiayaan infrastruktur, Menteri BUMN dan Wakil Menteri II BUMN juga melakukan beberapa pertemuan dengan sejumlah lembaga keuangan di Jepang. Mereka membahas membahas berbagai potensi investasi langsung Jepang di BUMN dalam pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandar udara.
Sementara, di bidang perumahan, Menteri BUMN, Wakil Menteri II BUMN, dan Direktur Utama BTN bertemu dengan IIDA Group Holding dan Daiwa House dalam menjajaki kerjasama untuk mendukung program pembangunan hunian untuk milenial yang terintegrasi dengan transportasi massal. Hunian ini akan ramah lingkungan dan dilengkapi dengan teknologi dengan biaya yang efisien.
Sumber Upperline