Ardika Purna, siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang bersama kelompoknya merancang produk IoT smart aquarium yang disebut AQUAThings, dirancang untuk mempermudah mengontrol akuarium ikan hias melalui smartphone.
Solusi ini bertumpu pada tiga fitur utama, yaitu IoT pengatur kadar PH air, IoT feeder fish, dan IoT pencahayaan akuarium, seperti dijelaskan Ardika dalam siaran pers pada Minggu.
Ardika mengatakan, materi-materi yang diajarkan di bootcamp bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai konsep design thinking, innovation, berpikir kritis, program validation, membuat ide solusi, python course, dan IoT course, yang saling berkaitan dalam menggarap produk IoT.
Baca juga: Samsung Innovation Campus 2022 beri pelatihan “coding” 1.000 Siswa
Menurutnya cukup banyak tantangan yang harus mereka hadapi pada fase itu seperti penggunaan bahasa pemrograman yang sama sekali baru dari yang pernah dipelajari, lalu saat merakit dan merangkai komponen perangkat IoT yang terdiri dari sensor-sensor, dan masalah hardware engineering.
“Karena produk kami kan berhubungan dengan air, kami sudah sering mengalami konsleting saat perakitan karena sensor-sensornya ada di dalam air sehingga menyebabkan kerugian,” kata Ardika yang bercita-cita menjadi hardware engineer tersebut.
Sementara itu, Daffa Eka Sujianto siswa dari SMK Al Huda, Kota Kediri Jawa Timur bersama timnya mendesain project IoT berupa kacamata yang dilengkapi sensor ultrasonic, GPS, kamera, dan speaker yang bisa memberikan perintah berbelok kepada tuna netra berdasarkan data dari sensor.
Kacamata itu diciptakan untuk membantu tuna netra untuk lebih mudah beraktivitas.
Untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam bidang pengembangan Internet of Things (IoT), Samsung menyelenggarakan Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 3 – 2021/2022 yang memasuki tahap ketiga, yaitu IoT Product Development Bootcamp.
Ini adalah kontribusi nyata Samsung untuk ikut serta membantu pemerintah meningkatkan kapasitas siswa dan mengakselerasi transformasi digital di Indonesia.
Teknologi IoT mengalami pertumbuhan yang pesat di Indonesia. Data Kementerian Kominfo[1] pada 2022, akan terdapat 400 juta perangkat IoT di Indonesia dan akan menjadi 678 juta perangkat pada 2025 yang didorong oleh teknologi 5G. Laporan World Economic Forum[2] bertajuk The Future of Jobs Report 2020 menyebutkan, sebanyak sembilan persen perusahaan pada 2025 sudah memanfaatkan teknologi IoT. Untuk mengantisipasi hal itu, Kominfo dan Kemendikbudristek[3] kemudian mendorong peningkatan kapasitas dunia pendidikan SMA dan SMK dalam pemanfaatan TIK yang berfokus pada teknologi IoT, Big Data, Cloud Computing, Video Based Learning, Virtual Reality, dan Augmented Reality.
Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, dalam siaran pers pada Minggu mengatakan Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 3 – 2021/2022 sejalan dengan upaya pemerintah mendorong peningkatan kapasitas guru dalam bidang TIK.
“Kami berharap pengalaman dan keterampilan yang mereka dapatkan di SIC akan bermanfaat bagi masa depan mereka.”
Pada tahap bootcamp ini, para siswa diajarkan beberapa materi; Foundation & Hardware (IoT), Networking & Communication Basics (Raspberry Pi), Software & Platform (MongoDB, PyMongo, UBIDOTS).
Sage IoT Product Development Bootcamp di SIC Batch 3 – 2021/2022 digelar pada Juni-September 2022 dan diikuti oleh 100 siswa (25 tim) dari 6 MAN (8 tim) dan 10 SMK (17 tim) yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Dorong inovasi siswa, Samsung gelar SIC Project Competition 2020
Baca juga: Samsung Innovation Campus kembali gelar “Training of Trainers”
Baca juga: Samsung akan umumkan peta jalan netralitas karbon pekan ini
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Sumber Antara