Baca juga: Manfaatkan sistem HRIS untuk optimalkan pekerjaan saat pandemi
“Digitalisasi HR akan memperkuat kemampuan perusahaan melakukan manpower planning, atau perencanaan tenaga kerja, yang memastikan bahwa perusahaan selalu memiliki talenta-talenta memadai untuk menjalankan bisnis,” ucapnya dalam keterangan yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia menyebut, digitalisasi HR akan membantu perusahaan untuk memperkuat hubungan dengan karyawan dengan menciptakan budaya kerja yang baik bagi kesejahteraan dan produktivitas karyawan.
Aviandry menambahkan bahwa digitalisasi HR memungkinkan sistem dan proses HR untuk berjalan seirama dengan fungsi-fungsi lain yang sudah bertransformasi digital terlebih dahulu.
“Kami mengamati bahwa perusahaan-perusahaan sudah mulai menerapkan teknologi terkini seperti data analytics dan artificial intelligence (AI), yang sebelumnya sudah dimanfaatkan oleh pemasaran dan penjualan, ke HR. Dengan adanya teknologi mutakhir tersebut, HR juga bisa meningkatkan akurasi perencanaan dan efektifitas penerapan strategi terkait pengelolaan SDM,” lanjut Aviandri.
Adapun lima tren digitalisasi HR yang bisa digunakan perusahaan sebagai pedoman dalam merencanakan strategi transformasi digital HR di 2023 diantaranya, pertama, data analitik untuk memperkuat insight HR.
Dengan data analitik, data tersebut dapat diolah oleh HR untuk memberikan perusahaan insight, atau wawasan, mendalam mengenai SDMnya.
Kedua, teknologi ini dapat membantu manpower planning dengan memfasilitasi HR merekrut kandidat-kandidat paling tepat untuk sebuah posisi dengan menganalisa ratusan CV.
Teknologi ini juga dapat digunakan untuk succession planning, atau perencanaan perputaran karyawan, dimana HR bisa membangun database berisi talenta-talenta berpotensi yang bisa dipersiapkan sebagai kandidat untuk mengambil alih posisi karyawan yang pindah departemen atau mengundurkan diri.
Selain itu, teknologi seperti HR Helpdesk menyediakan satu wadah dimana karyawan bisa secara praktis bertanya dan mengecek dengan HR mengenai hal-hal terkait administrasi kepegawaian.
Keempat, teknologi HR memanfaatkan fleksibilitas kerja dengan menjalankan proses kepegawaian, seperti absensi, secara remote. Bahkan, perusahaan-perusahaan di industri tradisional seperti manufaktur dan pertambangan turut mengadopsi absensi virtual agar karyawan mereka bisa clock in dan clock out langsung dari lapangan.
Kelima, teknologi digitalisasi menghadirkan sistem yang memudahkan HR dan karyawan untuk saling menjalankan kewajiban, termasuk yang bersifat administratif seperti absensi dan timesheet.
Kedepannya, teknologi mutakhir seperti AI akan memudahkan karyawan untuk memenuhi berbagai kewajiban kantor seperti absensi dengan mencocokkan foto selfie wajah yang diambil karyawan saat clock in dengan foto yang tersimpan di database HR.
“Dari tren-tren di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi membuat proses HR sehari-hari, bahkan yang sesederhana absensi, menjadi sangat praktis dan effortless. Ragam kemudahan inilah yang meningkatkan produktivitas karyawan dan juga departemen HR karena mereka kini terbebas dari kerumitan proses administrasi sehingga bisa fokus pada tugas sesungguhnya,” kata Aviandri.
Pada 2023 ini, target perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis akan memajukan tren digitalisasi HR, dimana berbagai perusahaan akan meningkatkan penggunaan teknologi untuk memperlancar pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
Diharapkan perusahaan dapat dengan mudah mengakses teknologi HR terkini, seperti data analitik dan AI, dengan menggunakan solusi digital yang menawarkan model berlangganan sehingga perusahaan tidak perlu lagi membeli solusi HR yang akan memakan biaya tinggi.
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2023
Sumber Antara