Studi: Proses desentralisasi TI optimalkan produktivitas tim kerja

  • Whatsapp

Jakarta (ANTARA) – ManageEngine, perusahaan manajemen TI bagian dari Zoho Corporation, mengumumkan hasil studi global yang menyebutkan sebesar 78 persen para pembuat keputusan TI (IT Decision Maker-ITDM) mampu menuntaskan proses desentralisasi infrastruktur pekerjaan yang membuat fungsi tim kerja mereka menjadi lebih demokratis dan produktif.

ManageEngine yang menugaskan lembaga riset independen Vanson Bourne untuk studi global bertajuk “TI di tempat kerja: 2022 dan selanjutnya” juga menjelaskan sebesar 22 persen responden menyatakan bahwa proses desentralisasi dalam tim kerja mereka masih berlangsung.

Dengan demikian, proses desentralisasi tersebut membuat tim TI dapat mengambil kendali untuk memberdayakan departemen lain (non-TI) di perusahaan, seiring dengan perkembangan teknologi.

Baca juga: Tiga tren ini terkait dengan peran teknologi dalam pertumbuhan UMKM

“Tren membuat TI lebih demokratis memungkinkan staf membuat keputusan yang lebih baik yang akan mendorong operasional yang lebih efisien dan produktif,” kata Arun Kumar, Direktur Regional APAC di ManageEngine dalam siaran resmi pada Selasa.

Lebih lanjut, dalam laporan yang melibatkan 3.300 pengambil keputusan dari kalangan TI yang sebagian dari Indonesia itu menyebutkan bahwa 72 persen ITDM setuju bahwa desentralisasi menjadikan peran TI dalam organisasi menjadi lebih dikenal atau diakui.

Adapun 66 persen mengatakan bahwa desentralisasi dapat mendorong pertumbuhan profesionalitas melalui peningkatan keterampilan.

Namun kekhawatiran utama saat memulai proses demokratisasi TI adalah tentang upaya mempertahankan tingkat keamanan TI (58 persen), tingkat kualitas (50 persen) dan struktur peraturan (43 persen).

Saat ditanya tentang bagaimana TI akan berkembang dalam lima tahun ke depan, 57 persen responden mengatakan bahwa organisasi mereka akan meningkatkan adopsi kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (ML), big data, dan cloud.

Pada saat yang sama, 63 persen responden mengatakan perlunya memfokuskan tim TI untuk memastikan operasi teknologi yang lancar dan efisien.

“Peran ITDM telah menjadi lebih sentral dalam mengidentifikasi teknologi yang sesuai dan memastikan bisnis mereka mematuhi pedoman privasi dan keamanan,” kata Arun.

“Dengan menjadikan ITDM sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan eksekutif, organisasi menciptakan lanskap TI yang lebih kuat dan fungsional, memastikan solusi yang tepat dan terbaiklah yang diberikan untuk memaksimalkan efisiensi, mengamankan sumber daya penting, serta mempertahankan keberlanjutan dan daya saing secara jangka panjang,” kata dia.

Temuan kunci lain yang ditemukan dari studi ManageEngine antara lain, 80 persen ITDM Indonesia menyatakan bahwa organisasi seharusnya lebih mendukung mereka dalam dua tahun terakhir.

Sebesar 91 persen pembuat keputusan setuju bahwa TI dapat mendorong inovasi yang lebih besar jika memiliki posisi kepemimpinan yang lebih kuat. 97 persen dari semua pembuat keputusan di Indonesia percaya bahwa departemen TI dan jajaran pemimpin eksekutif organisasi (C-suite) bekerja sama dengan baik atau bahkan sangat baik.

Sedangkan 55 persen pembuat keputusan mengatakan bahwa departemen TI memainkan peran penting dalam menerapkan kebijakan keberlanjutan organisasi mereka, atau lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 37 persen.

Baca juga: BRIN: Teknologi dan riset penting kembangkan sektor industri halal

Baca juga: BRIN lakukan riset temukan teknologi produksi bioflavour

Baca juga: BRIN berupaya kuasai teknologi kunci baterai kendaraan listrik

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Sumber Antara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *