Gambaran konser musik dalam metasemesta

  • Whatsapp

Jakarta (ANTARA) – Kata metaverse saat ini sedang menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan. Kehadirannya pun membuka peluang untuk berbagai industri kreatif, terlebih dari sisi musik.

Metasemesta, metamesta, atau metaversum adalah bagian internet dari realitas virtual bersama yang dibuat semirip mungkin dengan kehidupan nyata di dalam dunia internet tahap kedua.

Meta semesta dalam arti yang lebih luas mungkin tidak hanya merujuk pada lingkungan virtual yang dioperasikan oleh perusahaan media sosial tetapi seluruh spektrum realitas berimbuh.

Kukuh Rizal selaku CEO label rekaman Sun Eater mengatakan bahwa metaverse adalah dunia baru yang sangat memungkinkan untuk dieksplorasi. Dari sisi industri musik, para musisi bisa memberikan pengalaman baru dalam menyaksikan konser. 

“Biasanya kan kalau pertunjukan musik, vokalis di depan, terus gitaris, drummer di belakang. Di metaverse penonton dimungkinkan menyaksikan konser dari tengah, bentuk panggungnya enggak konvensional,” ujar Kukuh dalam jumpa pers “Pendatanganan Kerjasama Sun Eater x WIR Group” di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Indonesia siap hadirkan konser musik di metaverse

Baca juga: Perhelatan festival musik internasional kolaborasi pulihkan ekonomi

Menurut Kukuh, konser musik di metaverse menawarkan pengalaman baru dalam menyaksikan pertunjukan. Salah satu contoh musisi yang pernah melakukannya adalah Travis Scott.

Lewat sebuah konser bertajuk “Astronomical”, Scott hadir di salah satu panggung yang telah dirancang khusus dalam sebuah map game Fortnite. Pertunjukan ini sekaligus untuk merilis lagu terbaru darinya yang berjudul “The Scotts”.

Konser metaverse ini bisa disaksikan oleh semua pemain game battle royale di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Pertunjukan musik dalam dunia internet ini, sangat mungkin untuk dieksplorasi dan menghadirkan sebuah pengalaman yang baru bagi industri musik indonesia.

“Kita tidak menyebut ini akan lebih baik dari pertunjukan offline, tapi kita memberikan pengalaman baru yang tidak bisa ditawarkan oleh konser offline,” jelas Kukuh.

Dalam konser metaverse tentu saja musisi yang hadir akan berbentuk avatar, namun untuk musiknya asli dan dilengkapi suasana panggung yang memukau. Menurut Kukuh, hal ini masih dapat terus berkembang.

Baca juga: Duckie Land tawarkan keseruan main game sambil memburu “cuan”

Baca juga: Mocca gelar konser di Metaverse 23 April

Baca juga: Pengembang Fortnite dan Lego bermitra ciptakan metaverse khusus anak

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Sumber Antara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *