Bersama PLN, Masyarakat Pulau Tinggi Ubah Sampah Menjadi Listrik

  • Whatsapp

PLN bersama dengan kelompok swadaya masyarakat (KSM) Sekar Rukun, Bangka Selatan berhasil mengoperasikan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Pulau Tinggi, Bangka Selatan. Hal ini tentunya menjadi jawaban dari jerih payah masyarakat setempat yang telah mengolah sampah di wilayah tersebut.

Bacaan Lainnya

“Puji Syukur saat ini kita bisa membawa pelet sampah untuk kita uji coba di pulau tinggi yang sejuk, green dan hijau ini. Bijih sampah yang sumbernya dari masyarakat diolah menjadi energi listrik. Ini adalah sumber yang terbarukan” jelas Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, Agung Murdifi dalam keterangan resmi perusahaan, 29 September 2020.

Sebelum dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik, sampah di desa tersebut awalnya tidak terurus. Bahkan sampah-sampah tersebut dibuang ke laut sehingga menjadi zat pencemar. 

“Semenjak pintu masuk pasar, sampai pintu akhir pasar, sampah itu tidak pernah tertata dengan baik. Ternyata semuanya dibuang ke laut,” ujar Sumindar, masyarakat setempat.

Bersama dengan KSM Sekar Rukun, Sumindar menggerakan masyarakat untuk mengumpulkan sampah, kemudian mengolahnya menjadi pelet. Sampah dikumpulkan dari pasar dan rumah tangga. Ada proses pemilahan disana sampai selanjutnya diolah menjadi pelet sampah.

Sampah tersebut dipilah dan dibedakan antara sampah organik dan non-organik. Sampah organik  dimasukan ke dalam keranjang untuk dilakukan peyeumisasi dengan menyiramkan bioaktivator. 

“Setelah lima hari, sampah akan mulai kelihatan padat dan berubah warna serta berubah bentuk,” terang ketua KSM Sekar Rukun, Misdi.

Proses selanjutnya adalah mengolah peyeum-peyeum sampah tersebut menjadi pelet sampah. “Setelah itu sampah digiling bersama-sama di dalam mesin penggilingan pertama kemudian masuk ke dalam mesin penggilingan kedua. Nah yang kedua itulah yang akan menjadi pelet,” lanjutnya.

Langkah berikutnya, pelet tersebut dijemur hingga tingkat kekeringan 80-90%. Setelah kering, pelet kemudian dikemas ke dalam karung dan siap untuk ditimbang untuk dijadikan bahan bakar pembangkit.

Sementara itu, Agung menjelaskan bahwa PLN telah menyiapkan mesin berkapasitas 16 kW yang dapat mengolah bijih sampah menjadi gas sintetik. Selanjutnya masuk ke dalam mesin PLTG gas sehingga bisa mengeluarkan energi listrik.

“Dengan ini PLN berhasil melakukan penghematan biaya pokok penyediaan tenaga listrik, kalau sebelumnya pelanggan dilistriki menggunakan solar rata-rata sekitar 4.900 rupiah per 1 kWh kalau sekarang bisa jadi 1.400,-an rupiah jauh lebih murah” ungkapnya.

Dengan pola operasi 24 jam, dibutuhkan 400 kg pelet sampah per hari atau 12.000 kg pelet sampah per bulan yang artinya 144.000 kg pelet sampah per tahun. Hal ini berpotensi mengurangi timbunan sampah yang ada di masyarakat.

Saat ini KSM Sekar Rukun mengolah rata-rata sekitar 100 kg sampah per hari. Dengan evaluasi secara periodik, kapasitas ini akan terus ditingkatkan seiring dengan terbentuknya skema tata niaga pengolahan sampah yang semakin baik.

Selama ini, sampah seolah menjadi persoalan yang tak ada habisnya. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, besaran jumlah timbunan sampah mencapai 67,8 ton per tahun. Sementara itu, estimasi massa sampah di Provinsi Kepualaun Bangka Belitung sebesar 200 ribu ton per tahun. Camat Toboali, Sumindar mengatakan bahwa sampah tidak pernah tertata dengan baik.

Baca juga: Tunjang Investasi, PLN Resmikan 5 Gardu Induk di Wilayah Lampung

Sumber Upperline

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *