Laporan Keuangan Astra Kuartal I Tahun 2020

  • Whatsapp

Ikhtisar

Bacaan Lainnya

  • Laba bersih per saham menurun 8%
  • Penjualan mobil menurun 3% dan penjualan motor menurun 5%, tetapi pangsa pasar meningkat
  • Penurunan harga batu bara memengaruhi penjualan alat berat dan volume kontraktor penambangan
  • Divisi agribisnis diuntungkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit

“Walaupun kinerja bisnis otomotif dan jasa keuangan Grup Astra solid, kinerja keseluruhan menurun pada kuartal pertama tahun ini, terutama disebabkan turunnya harga batu bara dan melemahnya kepercayaan konsumen. Selain itu, karena dampak pandemi COVID-19 telah bertambah berat dan telah diterapkannya tindakan-tindakan pembatasan untuk menanggulangi pandemi tersebut, kondisi yang dihadapi semakin sulit dan memberikan dampak yang semakin besar terhadap kinerja Grup Astra pada bulan April. Kondisi ini kemungkinan akan bertahan selama beberapa waktu. Meskipun demikian, Grup Astra memiliki posisi keuangan yang kuat, yang memungkinkan untuk memitigasi risiko yang dihadapi dalam situasi yang semakin menantang ini.

Saat ini adalah masa yang menantang. Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada karyawan di seluruh Grup Astra yang terus bekerja keras dan memberikan dedikasinya pada saat kita melalui kondisi yang menantang ini, seraya tetap fokus pada prospek jangka panjang Grup Astra.”

Prijono Sugiarto

Presiden Direktur

Kinerja Keuangan Konsolidasi













 

Pada periode yang berakhir 31 Maret

2020


Rp miliar

2019


Rp miliar

Perubahan


%

Pendapatan bersih

54.002

59.607

(9)

Laba bersih*

4.810

5.215

(8)

 

Rp

Rp

 

Laba bersih per saham

119

129

(8)

 

31 Maret 2020


Rp miliar

31 Desember 2019


Rp miliar

Perubahan


%

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk**

 


154.581

 


147.847

 


5

 

Rp

Rp

 

Nilai aset bersih per saham**

3.818

3.652

5

* Laba bersih adalah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yaitu pemegang saham Astra International.

** Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan nilai aset bersih per saham didasarkan pada ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Kinerja keuangan selama tiga bulan pertama yang berakhir pada 31 Maret 2020 dan 31 Maret 2019 serta posisi keuangan per 31 Maret 2020 disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tidak diaudit. Posisi keuangan per 31 Desember 2019 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Laporan Presiden Direktur

Kinerja

Pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada kuartal pertama tahun 2020 adalah sebesar Rp54,0 triliun, 9% lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih Grup Astra mencapai Rp4,8 triliun, 8% lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2019, terutama karena kontribusi yang lebih rendah dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, yang mana penurunan tersebut lebih besar dari peningkatan kontribusi dari divisi agribisnis dan divisi infrastruktur dan logistik.

Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2020 tercatat sebesar Rp3.818, 5% lebih tinggi dibandingkan posisi 31 Desember 2019.

Utang bersih, di luar anak perusahaan segmen jasa keuangan Grup Astra, menurun dari Rp22,2 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp21,8 triliun pada 31 Maret 2020. Anak perusahaan segmen jasa keuangan Grup Astra mencatat utang bersih sebesar Rp50,6 triliun pada 31 Maret 2020, dibandingkan dengan Rp45,8 triliun pada akhir tahun 2019.

Di setiap bisnis Grup Astra, tingkat utang dan posisi likuiditas dipantau dengan cermat dan langkah-langkah tengah dilaksanakan untuk mengurangi risiko operasional dan keuangan. Berbagai tindakan juga tengah dilakukan untuk mengelola biaya dan menjaga kas, termasuk mengurangi belanja modal dan mengelola modal kerja.

Kegiatan Bisnis

Laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham Astra International dari masing- masing segmen bisnis adalah sebagai berikut:














 

Laba Bersih yang Diatribusikan Kepada PT Astra International Tbk

Untuk periode yang berakhir 31 Maret

2020


Rp miliar

2019


Rp miliar

Perubahan


%

Otomotif

1.930

1.905

1

Jasa Keuangan

1.417

1.401

1

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi

1.052

1.828

(42)

Agribisnis

296

30

887

Infrastruktur dan Logistik

73

16

356

Teknologi Informasi

2

20

(90)

Properti

40

15

167

Laba Bersih Konsolidasi

4.810

5.215

(8)

 

Otomotif

Laba bersih dari bisnis otomotif Grup Astra meningkat 1% menjadi Rp1,9 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan margin operasi dan keuntungan translasi mata uang asing, yang sebagian diimbangi oleh penurunan penjualan otomotif. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • Penjualan mobil secara nasional turun 7% menjadi 237.000 unit pada kuartal pertama tahun 2020 (sumber: Gaikindo). Penjualan mobil Astra turun 3% menjadi 130.000 unit, dengan peningkatan pangsa pasar dari 53% menjadi 55%. Pada periode ini telah diluncurkan 3 model baru dan 7 model revamped.
  • Penjualan sepeda motor secara nasional menurun 7% menjadi 1,6 juta unit pada kuartal pertama tahun 2020 (sumber: Kementerian Perindustrian). Penjualan sepeda motor Astra Honda Motor (AHM) menurun 5% menjadi 1,2 juta unit dengan peningkatan pangsa pasar dari 76% menjadi 77%. Pada periode ini telah diluncurkan 3 model baru dan 4 model revamped.
  • Bisnis komponen otomotif Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), yang 80% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 28% menjadi Rp115 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pasar pabrikan otomotif (OEM/orginal equipment manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market).

Jasa Keuangan

Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup Astra meningkat 1% menjadi Rp1,4 triliun, terutama karena portofolio pembiayaan yang meningkat dari bisnis pembiayaan konsumen, yang sebagian diimbangi oleh peningkatan provisi kerugian pinjaman Bank Permata. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • Jumlah pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen Grup Astra meningkat 14% menjadi Rp23,6 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup Astra yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 11% menjadi Rp377 miliar, sedangkan kontribusi laba bersih perusahaan pembiayaan Grup Astra yang fokus pada pembiayaan sepeda motor, PT Federal International Finance (FIF), meningkat 11% menjadi Rp673 miliar, keduanya mencerminkan portofolio pembiayaan yang meningkat.
  • Total pembiayaan bisnis pembiayaan alat berat Grup Astra meningkat 41% menjadi Rp1,4 triliun. Kontribusi laba bersih dari segmen ini menurun sebesar Rp30 miliar, terutama karena portofolio pembiayaan yang menurun.
  • PT Bank Permata Tbk (Bank Permata), yang 44,6% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatat penurunan laba bersih sebesar 51% menjadi Rp185 miliar, terutama karena kenaikan biaya provisi. Rasio kredit bermasalah kotor (gross NPL) bank meningkat dari 2,8% pada akhir tahun 2019 menjadi 3,2%, sementara rasio kredit bermasalah bersih (net NPL) menurun dari 1,3% menjadi 1,2%.
  • PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum Grup Astra, mencatat penurunan laba bersih sebesar 2% menjadi Rp263 miliar, terutama disebabkan penurunan underwriting income. Perusahaan patungan asuransi jiwa Grup Astra, PT Astra Aviva Life (Astra Life) menambah lebih dari 460.000 nasabah baru asuransi jiwa perorangan dan 49.100 nasabah baru asuransi program kesejahteraan karyawan perusahaan.

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi

Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup Astra menurun 42% menjadi Rp1,1 triliun, terutama karena penurunan penjualan alat berat dan volume kontraktor penambangan yang terimbas oleh harga batu bara yang menurun dan peningkatan kerugian dari bisnis kontraktor umum. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih 40% menjadi Rp1,8 triliun.
  • Penjualan alat berat Komatsu menurun 48% menjadi 617 unit, sementara pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga menurun.
  • Bisnis kontrakor penambangan yang sepenuhnya dimiliki Grup Astra, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat penurunan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 9% menjadi 212 juta bank cubic metres serta penurunan produksi batu bara sebesar 9% menjadi 27,9 juta ton.
  • Anak perusahaan batu bara UT melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 25% menjadi 3,2 juta ton, termasuk penjualan 426.000 ton coking coal, namun terimbas oleh penurunan harga batu bara.
  • PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 9% menjadi 95.000 ons.
  • Perusahaan kontraktor umum yang 50,1% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk (Acset), melaporkan peningkatan rugi bersih sebesar 36% menjadi Rp124 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan biaya konstruksi dan pendanaan dari beberapa proyek yang sedang berjalan.

Agribisnis

Laba bersih dari divisi agribisnis Grup Astra adalah sebesar Rp296 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2019, disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • Laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat dari Rp37 miliar menjadi Rp371 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit.
  • Rata-rata harga minyak kelapa sawit meningkat 45% menjadi Rp9.037/kg, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
  • Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun sebesar 19% menjadi 487.000 ton.

Infrastruktur dan Logistik

Laba bersih divisi infrastruktur dan logistik Grup Astra meningkat secara material dari Rp16 miliar menjadi Rp73 miliar, terutama karena peningkatan pendapatan dari bisnis jalan tol dan pelabuhan. Berikut adalah ikhtisarnya:

  • Grup Astra mempunyai kepemilikan saham di 350km ruas jalan tol yang telah beroperasi di sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta.
  • Pendapatan tercatat naik sebesar 11% yang disebabkan oleh peningkatan volume lalu lintas pada ruas jalan tol Grup Astra dan volume penanganan kargo yang lebih tinggi pada bisnis pelabuhan.
  • Laba bersih PT Serasi Autoraya (SERA) menurun sebesar 28% menjadi Rp34 miliar, terutama karena penurunan margin operasional pada jasa logistik, mobil bekas dan penyewaan mobil, walaupun terdapat peningkatan kontrak sewa kendaraan sebesar 2% menjadi 22.500 unit dan peningkatan pada penjualan mobil bekas sebesar 7% menjadi 8.500 unit.

Teknologi Informasi

Laba bersih dari divisi teknologi informasi Grup Astra menurun sebesar 90% menjadi Rp2 miliar, disebabkan oleh penurunan pendapatan dan peningkatan biaya operasional pada bisnis solusi dokumen dan layanan jasa perkantoran PT Astra Graphia Tbk (Astra Graphia).

Properti

Divisi properti Grup Astra melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp15 miliar menjadi Rp40 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan laba yang diakui dari Asya Residences.

Prospek Bisnis

Walaupun kinerja bisnis otomotif dan jasa keuangan Grup Astra solid, kinerja keseluruhan menurun pada kuartal pertama tahun ini, terutama disebabkan turunnya harga batu bara dan melemahnya kepercayaan konsumen. Selain itu, karena dampak pandemi COVID-19 telah bertambah berat dan telah diterapkannya tindakan-tindakan pembatasan untuk menanggulangi pandemi tersebut, kondisi yang dihadapi semakin sulit dan mengganggu kinerja Grup Astra pada bulan April sampai saat ini. Kondisi ini kemungkinan akan bertahan selama beberapa waktu. Meskipun demikian, Grup Astra memiliki posisi keuangan yang kuat, yang memungkinkan untuk memitigasi risiko yang dihadapi dalam situasi yang semakin menantang ini.

Prijono Sugiarto

Presiden Direktur

27 April 2020

 

Untuk informasi lebih lanjut,mohon hubungi:

PT Astra International Tbk

Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs

Tel: + 62 – 21 –508-43-888

Tentang PT Astra International Tbk:

PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker ASII.

Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari: 1) Otomotif, 2) Jasa Keuangan, 3) Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi, 4) Agribisnis, 5) Infrastruktur dan Logistik, 6) Teknologi Informasi dan 7) Properti.

Kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui lebih dari 235 anak perusahaan, ventura bersama serta entitas asosiasi, didukung oleh lebih dari 216.000 karyawan, berdasarkan data Maret 2020.

Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat melalui penawaran rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan memperhatikan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan tata kelola lingkungan yang baik. Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang berimbang dalam aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui 9 yayasan yang dibinanya, juga melalui beragam program tanggung jawab sosial berkelanjutan Astra Untuk Indonesia Sehat, Astra Untuk Indonesia Cerdas, Astra Untuk Indonesia Hijau dan Astra Untuk Indonesia Kreatif.

Astra menginisiasi program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards yang tahun ini memasuki tahun kesebelas dan telah mengapresiasi 305 anak muda, yang terdiri dari 59 penerima tingkat nasional dan 246 penerima tingkat provinsi di lima bidang, yakni Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi. Beberapa penerima apresiasi tersebut telah dikolaborasikan oleh Astra dengan 87 Kampung Berseri Astra dan 645 Desa Sejahtera Astra di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.astra.co.id & www.satu-indonesia.com, serta ikuti kegiatan Astra melalui Instagram (@SATU_Indonesia), Youtube (SATU Indonesia), Facebook (Semangat Astra Terpadu) dan Twitter (@SATU_Indonesia).

Sumber Upperline

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *