Pengumuman! Right Issue BNC Diundur ke Triwulan Empat

  • Whatsapp

Jakarta, TechnoBusiness ID PT Bank Neo Commerce Tbk. (IDX: BBYB), sebelumnya bernama Bank Yudha Bhakti, mengumumkan bahwa right issue perusahaan yang sedianya dilaksanakan pada akhir triwulan ke-2 diundur menjadi awal triwulan ke-4 atau Oktober tahun ini.

Bacaan Lainnya

Meski diundur, komitmen Bank Neo Commerce (BNC) untuk menambah modal inti demi memperkuat dan memperluas jangkauan bisnis sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Modal Inti yang direncanakan tahun ini tidak ada perubahan.

Baca Juga: Jurus John Riady Transformasi Bisnis Lippo Group

Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan menjelaskan pengunduran right issue BNC bukan tanpa alasan. “Pengunduran right issue BNC dilakukan setelah mempertimbangkan kondisi perekonomian global yang berimbas pada pasar saham dalam negeri akhir-akhir ini,” katanya.

Perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, kebijakan The Fed yang lebih hawkish (di mana kenaikan suku bunga The Fed dapat memicu kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia), inflasi di Amerika Serikat, dan lain sebagainya telah memengaruhi kondisi perekonomian global.

Kondisi perekonomian global yang memiliki volatilitas tinggi itu cukup memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Salah satu indikatornya adalah terjadinya penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,33% dalam satu bulan terakhir.

Walau begitu, Tjandra tetap yakin dan optimistis keadaan perekonomian pada semester dua tahun ini akan lebih baik seiring semakin terbukanya akses dan mobilitas masyarakat pasca-pandemi. “BNC telah mengantisipasi dengan menerapkan strategi bisnis yang terukur,” katanya.

Kinerja BNC

Bank Yudha Bhakti, bank umum yang berubah menjadi bank digital dengan nama Bank Neo Commerce (BNC) sejak 2019 di bawah kepemilikan Grup Gozco dan fintech Akulaku, mencatatkan kinerja yang baik. Setahun beroperasi sebagai bank digital, BNC berhasil meregistrasi 17 juta pengguna.

Ada beberapa alasan yang membuat right issue BNC ditunda dari jadwal yang telah ditetapkan.

Dengan nasabah sebanyak itu, volume transaksi BNC pada kuartal 1/2022 juga meningkat hingga 88% dibanding kuartal sebelumnya menjadi 76 juta transaksi. Net Interest Income BNC bahkan naik 214,3% dari Rp63 miliar pada kuartal 1/2021 menjadi Rp198 miliar pada kuartal 1/2022.

Kinerja yang baik itu lantas mendorong kenaikan pendapatan BNC hingga 204,8% dari Rp147 miliar pada kuartal 4/2021 menjadi Rp448 miliar pada kuartal 1/2022. Seiring dengan itu, beban operasional menurun sehingga kerugian bersih BNC cenderung berkurang menjadi Rp413 miliar.

Baca Juga: Kirimkan 4,5 Juta Paket Sebulan, Pendapatan Lion Parcel Naik 40%

Dana Pihak Ketiga yang diterima BNC juga cukup besar, yakni naik sebesar 121,4% dari Rp4,2 triliun pada kuartal 1/2021 menjadi Rp9,3 triliun pada kuartal 1/2022. Dana Pihak Ketiga itu paling banyak ditempatkan di produk deposito online melalui aplikasi Neobank.

Tjandra menambahkan bahwa BNC akan secara terus-menerus memenuhi kebutuhan nasabah dengan menambah berbagai produk, terutama di bidang investasi. Tahun ini, BNC akan memperkenalkan produk wealth management seperti reksa dana, saham, asuransi, emas, dan produk lainnya.

—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID Foto: Bank Neo Commerce

Sumber Technobusiness

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *