Perusahaan patungan atau Joint Venture antara PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA dengan Stadler Rail AG akhirnya didirikan. Perusahaan tersebut diberi nama PT Stadler Inka Indonesia.
Pendirian ini ditandai dengan penandatanganan Anggaran Dasar PT Stadler Inka Indonesia di hadapan Notaris di Jakarta pada tanggal 30 Juli 2020. Saat ini kelanjutan pendirian perusahaan tersebut sedang dalam proses administrasi di Kementerian Hukum dan HAM.
Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) ini nantinya akan mengoperasikan pabrik kereta berpenggerak di Banyuwangi. “Progress pembangunan pabrik INKA dengan nilai investasi senilai lebih dari 600 miliar rupiah saat ini telah mencapai 95% lebih mendekati penyelesaiannya,” jelas General Manager Sekretaris Perusahaan, Puguh Dwi Tjahjono.
INKA dan STADLER menargetkan pengoperasian pabrik dapat dimulai akhir tahun 2021 atau awal 2022. Selain bergantung pada penyelesaian investasi peralatan pabrik, pengoperasian pabrik juga bergantung pesanan produk.
“Pengoperasian pabrik INKA di Banyuwangi oleh PT Stadler Inka Indonesia ini juga akan bergantung pada realisasi pesanan kereta berpenggerak yang akan diproduksinya,” lanjut Puguh.
Pembentukan joint venture ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerjasama Patungan yang telah ditandatangani oleh INKA dan Stadler. Penandatanganan dilakukan di Kantor Pusat Stadler Rail AG yang berlokasi di Swiss pada bulan September 2019.
INKA dan STADLER mendirikan perusahaan patungan ini sebagai komitmen untuk meningkatkan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Dan meskipun masih dalam situasi pandemi, INKA tetap aktif menggenjot target ekspor dan terus mencari peluang kerja sama di luar negeri.
Dengan lokasi pabrik di Banyuwangi, diharapkan juga dapat mendorong perekonomian daerah di Banyuwangi. Di antaranya menambah kapasitas lapangan dan meningkatkan pedapatan daerah.
Baca juga: 39 tahun PT INKA, Semakin Fokus untuk Ekspor
Sumber Upperline
