Sepanjang tahun 2019, Bank BJB Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bruto (kotor) yang signifikan yaitu Rp42,09 miliar (un-audited). Tren positif ini diharapkan dapat terus berlanjut hingga akhir tahun 2020 dengan strategi tetap fokus pada segmen konsumer.
“Potensinya besar (bagi ekonomi syariah di Jabar) karena kesadaran masyarakat untuk beragama terutama Muslim semakin besar. Itu potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan,” jelas Direktur Utama Bank BJB Syariah Indra Falatehan dalam keterangan resmi, Minggu 26 Januari 2020.
Adapun perkembangan ekonomi syariah di Jabar menduduki peringkat kedua secara nasional setelah Ibu Kota Jakarta terkait pertumbuhan pada sektor ekonomi syariah. Beberapa objek potensial adalah banyaknya lembaga pendidikan berbasis Islam di Jawa Barat.
Berdasarkan catatan Kementerian Agama tahun 2019, total jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 30.000 dan 32% di antaranya berada di Jabar. Sedangkan menurut data yang dihimpun Bank Indonesia, setiap pesantren di Jabar memiliki jumlah santri sekitar 500 orang.
Selain pesantren, pasar ekonomi syariah lain yang dapat digarap adalah pemberangkatan haji dan umrah karena sebagai daerah dengan basis jemaat haji terbesar di Indonesia.
“Pemberangkatan haji atau umrah di Jabar naik terus dari tahun ke tahun. Itu potensi besar bagi perbankan syariah BPS BPIH,” ucapnya.
Walau perkembangan industri keuangan syariah semakin menunjukkan tren peningkatan, terutama pada tahun 2019. Namun, dari sisi market share masih perlu ditingkatkan. Artinya jika ekonomi syariah ingin terus berkembang maka harus tumbuh lebih besar dari konvensional.
Disisi lain, BJB Syariah juga akan lebih selektif menyalurkan pembiayaan. Tercatat, hingga November 2019, perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp5,51 triliun dengan pertumbuhan 2,22% (yoy). Sementara DPK berhasil terhimpun Rp6,16 triliun dengan pertumbuhan 17,07% (yoy).
Baca juga: Triwulan III/2018, Bank bjb Syariah Catat Raihan Laba Rp28,7 Miliar
Sumber Upperline
