Transformasi, ASDP Indonesia Ferry Setop Aksi Petruk dengan Digitalisasi

  • Whatsapp

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memasukkan digitalisasi sebagai bagian terpenting dalam transformasi perusahaan. Sebelum digitalisasi diterapkan, Pelabuhan masih menjadi sarang “petruk” atau pengaman truk yang membuat perusahaan mengalami kebocoran pendapatan. Para petruk bekerja layaknya calo yang memanipulasi tarif penumpang kapal dengan imbalan tertentu dari calon penumpang.

Bacaan Lainnya

“Saya belum berani bilang 100% ga ada (petruk), tapi yang pasti udah tergeser posisinya,” ungkap Ira Puspadewi, Direktur Utama ASDP Ferry dalam acara Ngopi BUMN pada Kamis, 6 Februari 2020.

Pemberantasan Petruk hanya sebagian dari manfaat digitalisasi yang dirasakan ASDP. Dalam proses bisnis sehari-hari, ASDP juga sudah mulai menerapkan digitalisasi dengan (Enterprise Resource Planning) atau ERP.

Ira memaparkan bahwa ketika masuk ASDP pada akhir tahun 2017, ia mendapati bahwa karyawan ASDP piawai sekali menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Artinya, semua pembukuan masih dilakukan secara manual.

“Itu mindset lama, mudah sekali membelokkan angka jika memakai Excel. Bagi perusahaan lain mungkin ERP sudah biasa banget. Tapi bagi ASDP dan mungkin beberapa perusahaan lain, masih baru,” ujarnya.

Selain digitalisasi, game changer transformasi ASDP ada pada sistem reservasi online atau no go show yang akan diterapkan sepenuhnya pada Maret mendatang. Dengan pemesanan secara online ini, ASDP juga akan lebih mudah dalam mendata penumpang.

“Per 1 Maret tidak ada lagi orang “go show”, semuanya harus reservasi online, dengan begitu manifest bisa diprediksi atau dibuat sebelum perjalanan,” terang Ira.

Tak hanya digitalisasi dan sistem “no go show”, ASDP juga menerapkan “joint venture” atau mengelola kapal milik perusahaan lain. “Kami mengelola kapal milik orang lain, istilahnya kita menguasai tanpa perlu memiliki,” Ira memaparkan.

Saat ini, ASDP mengelola 202 kapal dengan rute sebanyak 245 rute. Tidak semua rute menguntungkan tentunya, itulah mengapa ASDP menggunakan mekanisme cross subsidi. 

“Sampai saat ini, kita adalah pengelola terbesar di dunia dari segi jumlahnya. Tapi kalau dari sisi passenger kita lebih kecil karena ukuran kapal kita kecil. Secara rute kita juga terbesar di dunia,” ungkap Ira.

Baca juga: Akhir Tahun, Menteri BUMN Rombak Direksi ASDP Indonesia Ferry dan Pelni

Sumber Upperline

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *