Proses Pembangunan MRT Jakarta Fase 2 di Tengah Pandemik

  • Whatsapp

Di tengah pandemi, PT MRT Jakarta (Perseroda) menegaskan bahwa proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 tetap berjalan meski harus dilakukan penyesuaian jadwal. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi (commencement of work) paket kontrak CP 201 yang seharusnya dimulai pada Maret 2020 lalu, ditunda hingga Juni 2020 mendatang.

Bacaan Lainnya

Hal ini terjadi karena situasi pandemi tidak memungkinkan bagi kontraktor untuk mulai bekerja, tenaga expert dari Jepang juga dikurangi, dan agar tidak terjadi pembengkakan anggaran bila dikerjakan pada masa krisis seperti saat ini.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar berharap agar krisis dapat segera berakhir agar pekerjaan konstruksi Bundaran HI hingga Harmoni dapat segera dimulai.

“Baseline schedule CP 201 mulai pada 1 Maret 2020 hingga 31 Desember 2024. Sekarang jadwalnya menjadi 3 Juni 2020 hingga 30 Maret 2025. Sehingga operational stage 1 direncanakan pada April 2025. Begitu juga dengan CP 202 hingga CP 207 mengalami perlambatan sekitar tiga bulan,” ucap William dalam keterangan resmi, Sabtu 2 Mei 2020.

Dengan mundurnya jadwal pelelangan, kemungkinan penyelesaian konstruksi lanjutan dari Harmoni hingga Kota akan selesai pada Maret 2026.

“Kita berharap krisis tidak berkepanjangan sehingga pekerjaan fase 2A bisa dikerjakan pada Juni 2020 mendatang,” imbuhnya.

Pembangunan fase 2A MRT Jakarta meliputi jalur Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 6,3 kilometer dengan tujuh stasiun bawah tanah, sedangkan fase 2B melanjutkan dari Kota hingga Ancol Barat sepanjang sekitar 6 kilometer dengan dua stasiun bawah tanah dan satu depo. Kebutuhan pendanaan fase 2A mencapai Rp22,5 triliun dan fase 2B sekitar Rp7,3 triliun.

“Komitmen JICA terhadap pendanaan fase 2A sebesar Rp22,5 triliun sudah confirm, dan penandatanganan Loan of Agreement sudah dilakukan, tidak ada perubahan,” ungkap William.

Terkait fase 2B, menurut Wiliam, persetujuan jalur Kota – Ancol Barat sedang diusulkan dari Gubernur DKI Jakarta kepada Bappenas RI dan Kementerian Perhubungan RI. Feasibility study sudah selesai dikerjakan dan berharap ada penambahan dana dari JICA untuk menyelesaikan target keseluruhan dari Kota ke Ancol Barat.

William juga menjelaskan metode pembangunan Stasiun Monas yang tidak akan mengganggu kegiatan di permukaan tanah maupun lalu lintas kendaraan.

“Entrance 1 yang ujungnya di Jalan Museum masuk ke bawah tanah ke stasiun di bawah Monas. Metode pembangunannya menggunakan box jacking sehingga tidak mengganggu lalu lintas di atasnya. Traffic di Jalan Medan Merdeka Barat tetap berjalan karena kegiatan pembangunan berlangsung di bawah tanah. Metode pelaksanaannya berbeda dengan pembangunan fase 1,” pungkasnya.

Baca juga: MRT Jakarta Himbau Beli Tiket Lewat Aplikasi

 

Sumber Upperline

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *