Program Gasifikasi Pembangkit PLN Akan Hemat Rp4 Triliun

  • Whatsapp

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memproyeksikan program gasifikasi pembangkitan yang dijalankan dalam dua tahun ini diperkirakan mengurangi konsumsi solar sebesar 1,6 juta kiloliter (KL) per tahun. Sedangkan dari sisi pengurangan solar, setidaknya akan ada pengurangan biaya operasi senilai Rp4 triliun.

Bacaan Lainnya

Program gasifikasi pembangkitan ini diatur dalam Keputusan Menteri ESDM No.13/2020 tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaan Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur LNG, Serta Konversi Penggunaan BBM dengan LNG Dalam Penyediaan Tenaga Listrik.

Dalam Beleid itut mengatur konversi 52 pembangkit listrik ke gas dengan kapasitas total 1.697 MW. Nantinya, PLN mendapatkan kepastian pasokan LNG sebesar 166,98 miliar British thermal unit per hari (BBTUD).

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menegaskan, perhitungan berdasarkan identifikasi sejumlah pembangkit listrik yang bahan bakar solarnya bisa dikonversi ke gas. Tercatat ada lima wilayah, yakni Sumatra, Kalimantan, Bali Nusra, Sulawesi, dan Papua yang masuk dalam program gasifikasi pembangkitan ini.

“Jadi Penurunan konsumsi BBM dari 2,6 juta KL ke 1,6 juta KL tersebut akan mengurangi biaya operasi,” kata Zulkifli Zaini dalam keterangan resmi di Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI dengan PLN, Selasa 28 Januari 2020.

Berdasarkan Rencana USaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019 – 2028, proyeksi kebutuhan LNG cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Tahun ini, proyeksi kebutuhan LNG sebesar 221 triliun british thermal unit (TBTU).

Kebutuhan LNG diproyeksi akan menurun menjadi 215 TBTU pada 2021. Namun, setelahnya proyeksi kebutuhan terus meningkat yakni 2022 229 TBTU, 2023 264 TBTU, 2024 275 TBTU, 2025 316 TBTU, 2026 354 TBTU, 2027 389 TBTU, dan 2028 417 TBTU.

Kebutuhan solar diproyeksi terus menurun, dari 1,8 juta KL pada 2020 menjadi 1 juta KL di 2021, 403.000 KL di 2022, 408.000 KL pada 2023, dan terendah pada 2024 sebesar 330.000 KL. Dan setelahnya proyeksi kebutuhan solar justru meningkat menjadi 369.000 KL pada 2025. Proyeksi kebutuhan tertinggi terjadi pada 2028 sebesar 446.000 KL.

Baca juga: PLN Berhasil Listriki Seluruh Desa di Provinsi Aceh

Sumber Upperline

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *